Mata
Kuliah : Kajian Teknologi Pendidikan
Dosen : Dr. I Ketut Sudarsana,
S.Ag.,M.Pd.H
Oleh :
Sang
Ayu Asri Laksmi Dewi,S.Sos.H (06) (NIM : 15.1.2.5.2.0805)
I
Made Dedy Paramartha,S.Pd.H (07) (NIM : 15.1.2.5.2.0806)
I
Putu Krishna Balarama Dasa,S.Pd.H (08) (NIM :15.1.2.5.2.0807)
Ni
Luh Purnamasuari Prapnuwanti,S.Ag (09) (NIM : 15.1.2.5.2.0808)
I
Ketut Suyasa,S.Ag (10) (NIM : 15.1.2.5.2.0809)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangatlah penting untuk setiap bidang kehidupan manusia.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut manusia untuk melek
teknologi. Dengan sifat teknologi yang bersifat praktis, maka dapat diterapkan
dalam pembelajaran agar lebih mudah dalam penyampaian informasi. Pentingnya
pendidikan bagi generasi penerus sangatlah perlu diperhatikan. Dengan
meningkatnya Teknologi di era modernisasi ini memungkinkan anak-anak memperoleh
fasilitas yang serba canggih. Siswa di era sekarang cenderung menyukai ke hal
yang sedang menjadi tren di masanya yang modern misalnya seperti penggunaan
televisi, HP, tablet,
camera, PSP dan
berbagai macam teknologi canggih yang dapat menyebarkan informasi dengan sangat
mudah dan bebas. Teknologi berkembang dengan sangat cepat dan telah mengubah
bentuk kehidupan masyarkat-masyarakat bangsa di dunia termasuk bangsa
Indonesia. Berbagai kenyataan modernitas faktanya mudah ditemui bahkan setiap
hari disediakan baik oleh keluarga, masyarakat dan juga dunia informasi.
Hal ini berbanding terbalik dengan proses pembelajaran di Indonesia yang
sebagian besar masih menggunakan media tradisional yang bisa dibilang
menjenuhkan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa karena
kalah dengan zaman modern mereka seperti sekarang ini.
Minat belajar siswa belum menyeluruh dapat dikarenakan pada tingkat
kualitas pembelajaran, kebiasaan, system pembelajaran, maupun karakteristik
pengajar dalam mengajar. Teknik pembelajaran yang tidak
efektif dan menjenuhkan masih diterapkan di Indonesia sampai saat ini. Seperti
model pembelajaran satu arah, dan guru yang berdiri di depan kelas tidak mampu
menyampaikan materi dan membawa suasana kelas menjadi menarik. Masalah yang ada
semenjak dulu hingga sekarang adalah peningkatan mutu pembelajaran yang
diajarkan oleh guru, guru kembali melaksanakan
pengajaran ceramah dalam pengajaran sehari-harinya di sekolah. Siswa
bosan akan pembelajaran yang monoton dan tidak berseni, sehingga minat belajar
dan kinerja otak kanan maupun otak kiri tidak meningkat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan mutu pembelajaran di Indonesia
masih berada pada tahap awal, yaitu tahap mengubah kebiasaan guru mengajar dari
ceramah ke pembelajaran aktif, dalam arti siswa ikut hidup dalam kelas lalu
berani bertanya,menjawab, berpendapat dan sebagainya. Kemudian berseni,dalam
konteks ini guru dituntut untuk bekerja ekstra yang dimulai dari penyiapan alat
peraga, strategi penyampaian materi dan teknik evaluasi yang menarik dan
praktis. Ataupun ‘sersan’ alias serius tetapi santai, artinya siswa tidak
terbebani atas apa yang dipelajarinya namun dapat mempelajari dengan matang
materi yang sedang diampu karena siswa sudah menyenangi pelajaran tersebut.
Teknologi
dapat digunakan sebagai sarana pengembangan pendidikan. Di era sekarang sudah
banyak tersedia media teknologi seperti televisi, teknologi informasi dan
multimedia sebagai media pendidikan. Apabila sarana prasarana memadai dan
tenaga didik mampu memberikan materi melalui sarana teknologi modern dengan
baik maka akan mempermudah proses pembelajaran. Dengan media teknologi yang
bersifat bebas, siswa mampu berkembang sendiri tanpa bergantung pada pengajar. Pendidikan
dapat memanfaatkan seoptimal mungkin fungsi-fungsi positif dari teknologi. Maka
dari itu pemanfaatan teknologi sangat diperlukan sebagai media pembelajaran
dalam pendidikan. Dengan menumbuhkan minat belajar siswa dengan media teknologi
yang menarik dan berseni dapat meningkatkan kualitas mutu pendidikan di
Indonesia agar terciptanya generasi yang unggul.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Trend Teknologi dalam
Pembelajaran?
2. Bagaimana Tren Teknologi dan Media dalam
Pembelajaran?
3. Bagaimana Peran Teknologi dan Media dalam
Pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Teknologi dan Media dalam Pembelajaran
2.1.1
Pengertian Teknologi dalam
Pembelajaran
Kata teknologi selalu memiliki berbagai konotasi, mulai dari
perangkat keras hanya untuk cara pemecahan masalah, sampai definisi oleh Ekonom
John Kenneth Galbraith: “Aplikasi sistematis pengetahuan terorganisasi ilmiah
atau lainnya untuk tugas-tugas praktis” (Galbraith, 1967, hal 12).
Definisi teknologi pembelajaran oleh asosiasi profesional terkemuka
di bidang itu : “teori dan praktek desain, pengembangan, pemanfaatan, manajemen
dan evaluasi proses dan sumber daya untuk belajar” (Seels & Richey, 1994,
hal 9). Produk seperti komputer, CD player, dan pesawat ulang alik adalah jenis
teknologi, yang disebut sebagai teknologi pembelajaran bila digunakan untuk
tujuan pembelajaran. Teknologi mengacu pada proses meningkatkan pembelajaran,
disebut sistem pembelajaran. Suatu sistem pembelajaran terdiri dari satu set
komponen saling terkait yang bekerja sama, efisien dan terpercaya, dalam
kerangka khusus kegiatan belajar yang diperlukan mencapai tujuan pembelajaran.
Contohnya pembelajaran kooperatif, simulasi, dan instruksi
yang diprogram, Model ASSURE yang dikembangkan sebagai alat bantu perencanaan
bukan hanya sebagai pengganti, melayani perubahan dalam lingkungan pembelajaran
secara keseluruhan. Penggunaan media yang efektif, memikirkan tujuan, mengubah
rutinitas sehari-hari kelas, dan mengevaluasi secara luas untuk menentukan
dampak dari instruksi pada kemampuan mental, perasaan, nilai-nilai,
keterampilan interpersonal, dan keterampilan motorik.
Teknologi
dalam kamus bahasa Indonesia adalah keseluruhan sarana
untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia. Dengan kemajuan zaman modern,manusia semakin
dimanjakan dengan teknologi yang membantu segala kinerja manusia menjadi lebih
mudah dan praktis. Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari
alat, mesin, material, dan proses menolong manusia menyelesaikan masalahnya (lihat id.wikipedia.org. 2013).
Pembelajaran merupakan proses utama dalam pendidikan di sekolah.
Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (lihat id.wikipedia.org. 2013). Keberhasilan
pendidikan bergantung pada sistematika pembelajaran yang berlangsung dengan
pemahaman guru sebagai acuan.
Teknologi
pembelajaran menurut struktur definisi hasil revisi tahun 1994 adalah teori dan
praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan
penilaian proses dan sumber untuk belajar. Teori terdiri dari konsep,bangunan
(konstruk), prinsip, dan proporsi yang member sumbangan terhadap khasanah
pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam
memecahkan permasalahan. Fungsi dari kawasan desain merupakan sumbangan
teoritik terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang yang lebih luas.
Demikian pula
kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan sumbangan terbesar
untuk praktek. Sebaliknya, kawasan pemanfaatan secara teoritis maupun praktis
masih belum berkembang dengan baik. Sedangkan kawasan pengelolaan selalu ada
dalam bidang karena sumber untuk menunjang berlangsungnya tiap fungsi harus
diorganisasikan dan diawasi(dikelola). Kemudian proses adalah serangkain
operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu. Dan yang
dimaksud dengan sumber ialah asal yang medukung terjadinya belajar, termasuk
system pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan(dalam Seels &
Richey,1994: 10-13).
2.1.2
Pengertian Media dalam
Pembelajaran
Media adalah sarana komunikasi dan sumber informasi.
Contohnya video, televisi, diagram, bahan cetak, program komputer, dan
instruktur. Dianggap media pembelajaran ketika memberikan pesan tujuan
pembelajaran. Media dan metode yang dipakai pelatihan berbeda dari yang
digunakan oleh guru, karena kurikulum sekolah seragam, program pelatihan sering
spesifik industri. Ada enam tipe media yang digunakan pada pembelajaran dan
instruksi : teks (karakter alfanumerik ditampilkan dalam buku-format, poster,
papan tulis, layar komputer), audio ( mencakup dapat didengar seseorang seperti
suara, musik, suara mekanik), visual (diagram di poster, gambar pada papan
tulis, foto, gambar dalam sebuah buku, kartun), media gerak (media yang
menampilkan gerak, termasuk rekaman video, animasi), manifulasi tiga dimensi
(dapat disentuh dan ditangani oleh mahasiswa), orang-orang (guru, siswa, atau subjek-materi
ahli).
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan
bahwa media dalam
pembelajaran adalah
sarana komunikasi dan sumber informasi yang dipergunakan dalam proses
pembelajaran atau proses
utama dalam pendidikan di sekolah. Media yang dipergunakan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar agar
mempermudah siswa dalam menyimak materi yang disajikan oleh penyaji.
2.2 Trend Teknologi dan Media dalam Pembelajaran
Salah satu
teknologi yang sedang berkembang saat ini adalah teknologi informasi. Teknologi
Informasi adalah suatu sarana modern yang berhubungan dengan pengolahan data
apa pun yang membantu manusia dalam menyebarkan informasi. Teknologi Informasi
atau yang biasa disebut Information Technology berkembang sangat cepat di era
globalisasi sekarang ini. Penggabungan antara teknologi computer dengan
telekomunikasi telah menghasilkan suatu perkembangan baru di dalam system
informasi. Menurut Dr. Richardus Eko Indrajit (2004) secara garis besar, ada
tiga periode atau era perkembangan system informasi, yang dimulai dari pertama
kali ditemukannya computer hingga saat ini. Ketiga era tersebut yaitu era
komputerisasi, era teknologi informasi, dan era globalisasi informasi.
Saat ini teknologi
sudah menjadi media dalam pembelajaran. Proses pembelajaran memang perlu
dibantu dengan media agar lebih mudah dalam menyampaikan informasi dari
pengajar kepada pelajar. Dengan berkembangnya teknologi di era sekarang siswa
bisa menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada apa yang diajarkan
pengajar. Siswa dapat mencari informasi dengan leluasa dengan teknologi. Namun peran seorang
guru juga masih sangat diperlukan sebagai pembimbing karakter siswanya agar
tidak melenceng dari tujuan pendidikan.
Pendidikan sebagai dasar penentu kualitas generasi mendatang di berbagai
Negara. Perkembangan peserta didik bergantung pada sistem pembelajaran di
sekolahnya. Maka dari itu pendidikan haruslah selalu mengikuti perkembangan
zaman yang semakin maju. Di zaman yang canggih sekarang ini teknologi
berkembang dengan sangat cepat, hampir setiap manusia di dunia pernah merasakan
perkembangan teknologi sekarang ini. Di era yang serba praktis tentunya
pendidikan juga harus mengikuti perkembangan ini, termasuk perkembangan
teknologi harus diterapkan dalam proses pembelajaran. Hail ini ditujukan agar
pembelajaran lebih mudah dan proses penyampaian informasi dari pengajar kepada
pelajar sampai dengan baik dan dicermati. Maka dari itu media pembelajaran
dalam pendidikan diperlukan.
2.1 Fungsi Media Teknologi
dalam Pembelajaran
Media Pembelajaran
sebagai sarana pembelajaran memiliki arti penting sebagai daya tarik dan
sebagai penguat pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar,
fungsi media menurut Nana Sudjana ( 1991 ) yakni :
(1) Penggunaan media dalam proses mengajar bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi
belajar mengajar yang efektif;
(2) Penggunaan media pengajaran
merupakan bagian yangintegral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti
bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan
guru.;
(3) Media dalam pengajaran
penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.;
(4) Penggunaan media bukan semata -
mata sebagai alat huburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses
belajar supaya lebih menarik perhatian siswa;
(5) Penggunaan media dalam proses
pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar dan membantu
siswa dalam menagkap pengertian yang diberikan guru;
(6) Pengguna media dalam pengajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Pada zaman
modernisasi ini media berbasis teknologi dapat membantu dalam proses
pembelajaran. Media pembelajaran terdiri dari dua komponen yaitu
hardware atau perangkat keras dan Software atau pernagkat lunak. Hardware yaitu
komponen yang terlihat bentuk fisiknya,dapat didengar atau diraba dengan panca
indera. Sebagai contoh hardware adalah televise, radio, LCD dan sebagainya. Sedangkan software yaitu isi dari pembelajaran yang
terdapat pada perangkat keras yang akan disampaikan kepada pelajar,contoh
software yaitu media pembelajaran interaktif (MPI), internet, dan lain-lain. Teknologi
informasi dan komunikasi juga berperan dalam peningkatan mutu pendidikan, yaitu
dengan memanfaatkan media teknologi modern seperti, televise/video, radio,
internet dan multimedia pembelajaran interaktif dalam pembelajaran.
Media yang dapat dimanfaatkan untuk
mempermudah pembelajaran salah satunya adalah radio. Radio merupakan
perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang
bagus dan actual,bahkan informasi dari radio lebih cepat menyebar dibanding
televise karena radio hanya menggunakan sarana audio, sehingga tidak harus mengedit gambar terlebih dahulu. Walaupun radio tidak
semenarik televise, namun radio
juga memiliki peran dalam pendidikan. Radio dapat digunakan sebagai media
pembelajaran yang cukup efektif. Media ini juga mampu merangsang partisipasi
aktif bagi si pendengar. Radio juga memiliki peran sebagai media dalam
pembelajaran. Pembelajaran efektif dapat tercapai dengan menggunakan media
radio. Dengan menggunakan radio yang berbasis audio seorang guru tidak harus
mengulang-ulang pembelajarannya, karena
dengan radio secara langsung siswa dapat memutar kembali pelajaran yang belum
dipahaminya secara berulang-ulang. Proses inilah yang lama-kelamaan akan
merangsang tata bahasa anak dan akan merangsang kretifitas serta imajinasi
anak.
Media yang dapat dimanfaatkan untuk
mempermudah pembelajaran selanjutnya adalah media televise. Televisi sebagai
media dalam pembelajaran ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
proses belajar mengajar, sehingga diharapkan anak-anak mampu mengembangkan
kreatifitas dan daya nalarnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses belajar
dan mengajar dengan menggunakan sarana audio visual seperti video/film mampu
meningkatkan efisiensi pengajaran 20%-50% (Edy & Asep, 2006: 121-122).
Namun perlu diperhatikan, dengan tayangan televise saat ini yang sangat melenceng dari unsure
pendidikan dapat merusak moral pemirsanya terutama anak anak. Maka dari itu,
peran orang tua sangat diperlukan terhadap pemanfaatan media televise ini.
“Televise bisa menjadi orang tua dalam membantu si anak menemukan bakat-bakatnya.
Acara-acara TV pendidikan bisa menjadi bagian dari lingkungan belajar yang
dibangun oleh orang tua dirumah”(Chen, 1996:19).
Maka tidak dapat dipungkiri bahwa
peran orang tua adalah hal yang utama dalam media pembelajaran ini. Anak-anak
yang masih lugu tidak mengetahui acara yang dilihatnya karena pengetahuannya
masih sedikit. Orang tua harus tekun memilihkan acara yang cocok untuk masa
perkembangan anaknya. Dengan demikian maka hal positif dari media televise
sebagai media pembelajaran dapat diperoleh dari mulai anak-anak sampai orang
dewasa.
Kemudian salah satu contoh komponen
software media adalah multimedia pembelajaran interaktif (MPI). MPI ini sangat cocok digunakan untuk media pembelajaran dan dapat
masuk dalam semua jenjang pendidikan. Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI)
adalah media pembelajaran dari gabungan unsure-unsur media yang terdiri dari
teks, grafis, foto,
animasi, video dan suara yang dikemas dalam bentuk interaktif yang menarik dan
berseni.
MPI memiliki peran penting dalam
pembelajaran. Sebagai media yang menggabungkan berbagai media dalam satu
kemasan yang tentunya dapat mempermudah dalam pembelajaran. Media dibuat
berdasarkan tingkat jenjang pendidikan, karena psikologi anak TK tidaklah sama
dengan psikologi anak di jenjang SMA. Peranan multimedia dalam
pembelajaran berkaitan erat sebagai alat untuk menyampaikan pesan terhadap
siswa, dengan penggabungan banyak unsur media. Pembelajaran menggunakan MPI
lebih efektif disbanding pembelajaran yang menggunakan system satu arah. Dengan
desain yang dikemas secara kreatif, dapat menarik minat siswa dalam belajar.
Pelajar juga dapat mengulang kembali materi yang belum dimengerti secara bebas,
tanpa harus merepotkan orang lain.
Media selanjutnya yang sangat merakyat adalah media internet. Sebagian besar
masyarakat mengetahui apa itu internet. Dalam pendidikan, internet sudah
menjadi media yang sangat diperlukan untuk pembelajaran. Karena internet
merupakan suatu jendela dunia dan sudah dianggap perpustakan dunia yang melalui
media online. Perkembangan teknologi dengan media internet dalam pembelajaran
memiliki manfaat yang utuh dan menyeluruh, seperti Menjadi jawaban bagi
kelemahan-kelemahan proses belajar-mengajar konvensional, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar,meningkatkan kadar interaksi
pembelajaran, memungkinkan
terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja, menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas,mempermudah penyempurnaan
dan penyimpanan materi pembelajaran, sebagai
tempat pencarian materi untuk pembelajaran karena ada beberapa aplikasi
internet yang memberi kemudahan dalam proses pembelajaran (lihat www.matematikana.com, 2011). Pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran akan membantu dunia
pendidikan dalam meningkatkan kuantitas peserta didiknya.
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1. Fungsi Atensi
Fungsi
atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada
awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran
itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga
mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan
melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka
kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk
memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
2. Fungsi Afektif
Media
visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi
dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
3. Fungsi Kognitif
Fungsi
kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami
dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi Kompensatoris
Fungsi
kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28),
dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan,
kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
- Memotivasi minat atau tindakan,
- Menyajikan informasi,
- Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah
melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak
(turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan
subangan material). Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan
emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan
dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk
penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan,
atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama,
atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para
siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas
pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada
perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
Media internet dapat digunakan untuk
membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswanya lebih mudah, hal
ini dikarenakan kadang kala guru tidak dapat hadir dalam kelas bertatap muka
dengan siswanya. Dan media internet adalah pembantu guru dalam hal ini. Di
samping itu media internet yang berwawasan luar dapat membantu membangun proses
pembelajaran yang lebih menarik. Dalam
pembelajaran tidak terlepas dari penggunaan internet. Hal ini dikarenakan
perkembangan teknologi yang pesat di dunia. Guru dan siswa mampu menambah
wawasan dalam berbagai hal yang berhubungan dengan pendidikan.
Dalam standar media
internet yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan yaitu :
(1) E-mail atau Electronic mail,
E-mail dapat disebut sebagai bagian terpenting dari aplikasi internet. E-mail
di desain dengan aplikasi yang sederhana namun sangat penting dari segala
aplikasi lainnya, bahkan lebih penting dari web, karena sebagian web terutama
web yang gratis menggunakan basis e-mail juga.;
(2) Mailing list, ini merupakan
fasilitas yang dapat digunakan untuk membuat kelompok diskusi. Dengan
menggunakan mailing list, pemilik e-mail dapat bergabung dengan sebuah kelompok
diskusi untuk saling bertukar informasi, namun tidak dapat diintervensi oleh
orang yang tidak mengikuti gorupnya.;
(3) News Group, news group adalah
fasilitas yang dapat digunakan oleh dua orang atau lebih secara bersamaan,
contoh dari news group adalah chat.;
(4) File Transfer Protocol atau yang
biasa disebut FTP, melalui FTP seseorang dapat mengunggah file dari computer ke
media internet, proses ini disebut proses up-load. Sebaliknya, seseorang juga
dapat mengunduh file dari internet ke computer, proses ini disebut dengan
down-load.;
(5) Word Wide Web atau yang biasa
disingkat www merupakan basis web yang memiliki kumpulan dokumen yang sangat
besar yang tersimpan dalam sebuah server yang terhubung dari suatu jaringan.
Dikembangkan dalam format Hypertext Markup Language (HTML) (lihat www.velearning.media.blogspot.com. 2012).
Peran Media
dalam pembelajaran khususnya media berbasis teknologi erat kaitannya dengan
penyampaian materi dari pemberi informasi kepada penerima informasi. Media
digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran, agar terkesan tidak
memjenuhkan dan dapat menambah wawasan lebih serta kreatifitas kepada pelajar
maupun pengajar. Sebagai contoh media pembelajaran adalah televisi, radio,
media pembelajaran interaktif,dan internet. Televise yang berbasis audio visual dapat mempermudah pembelajaran dengan
film pendidikan dan acara yang mendidik. Radio yang berbasis audio walaupun
tidak lebih menarik dari televise, radio tetap memiliki peran dalam
pembelajaran dengan siaran pendidikan,dengan media audio itu
sendiri,pembelajaran listening jadi lebih mudah diputar kembali secara
berulang-ulang dan dapat membantu pembelajaran lebih efektif. Media
Pembelajaran Interaktif (MPI) yang
merupakan gabungan dari segala unsure-unsur media memiliki daya tarik yang
lebih sebagai media dalam pembelajaran. Kemudian media pembelajaran selanjutnya
yang sangat mudah dijangkau adalah internet, karena sifatnya yang bebas maka
pelaku pendidikan dapat dengan mudah mendapat informasi dari seluruh sudut
terkecil pengetahuan. Namun dengan media teknologi yang canggih seperti
sekarang ini terdapat pengaruh positif dan negative untuk pembelajaran siswa. Maka peran guru masih sangat diperlukan untuk membimbing siswanya agar
dapat berjalan di jalan yang benar. Guru juga harus mampu membimbing setiap
siswa dalam penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. Di samping itu
guru juga harus mampu menyeleksi tugas-tugas yang berhubungan dengan
pemanfaatan teknologi. Selain untuk
mempermudah proses pembelajaran, teknologi sebagai media pembelajaran juga
mempunyai manfaat baik bagi guru maupun siswa.
Media instruksional yang memadukan pengalaman konkret
membantu mahasiswa mengintegrasikan pengalaman sebelumnya dan memfasilitasi
pembelajaran konsep abstrak. Menampilkan sebuah video yang mewakili semua
proses ini dalam hubungan satu sama lain merupakan cara ideal untuk
mengintegrasikan berbagai pengalaman ke dalam abstraksi bermakna. Pada tahun
1946, Edgar Dale mengembangkan “Kerucut Pengalaman” (Dale, 1969).
Dale berpendapat peserta didik bisa memanfaatkan keuntungkan
dari kegiatan pembelajaran yang abstrak jika mereka telah membangun pengalaman
yang lebih konkrit untuk memberikan makna terhadap representasi yang lebih
abstrak. Psikolog Jerome Bruner bekerja dari perspektif yang berbeda dalam
mengembangkan teorinya tentang belajar, Bruner mengusulkan instruksi harus
melanjutkan dari enactive (pengalaman langsung) untuk representasi pengalaman
ikonik (seperti penggunaan gambar dan video) untuk perwakilan simbolik (seperti
penggunaan kata-kata). Bruner menunjukkan bahwa ini berlaku untuk semua peserta
didik, bukan hanya anak-anak.
Dale (1969:180) menyatakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat
memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam
system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan
materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat
terealisasi:
- Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
- Membuahkan perubahan signifikan tingkah lalu siswa;
- Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan dan minta siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa;
- Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
- Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
- Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
- Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajar;
- Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang berkala dapat kembangkan;
- Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;
- Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.
Sudjana dan Rivai (1992;2)
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
- Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
- Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
- Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedei
of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media
pendidikan sebagai berikut:
- Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
- Memperbesar perhatian siswa.
- Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
- Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
- Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
- Membantu tubuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
- Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih baik
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Pembelajaran merupakan proses utama dalam pendidikan di sekolah. Teknologi pembelajaran menurut struktur definisi hasil revisi tahun 1994
adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Teori terdiri
dari konsep,bangunan (konstruk), prinsip, dan proporsi yang member sumbangan
terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan
pengetahuan tersebut dalam memecahkan permasalahan. Fungsi dari kawasan desain
merupakan sumbangan teoritik terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang
yang lebih luas. Demikian pulan kawasan pengembangan telah menjadi matang dan
memberikan sumbangan terbesar untuk praktek. Sebaliknya, kawasan pemanfaatan
secara teoritis maupun praktis masih belum berkembang dengan baik. Sedangkan
kawasan pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber untuk menunjang
berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan diawasi(dikelola).
Kemudian proses adalah serangkain operasi atau kegiatan yang diarahkan pada
suatu hasil tertentu. Dan yang dimaksud dengan sumber ialah asal yang medukung
terjadinya belajar, termasuk system pelayanan, bahan pembelajaran dan
lingkungan.
Pemanfaatan
teknologi sebagai media pembelajaran merupakan hal yang
penting. Teknologi dalam pembelajaran sangat penting karena
ada pemanfaatan beberapa media teknologi yang memberi kemudahan
dalam proses pembelajaran. Di samping itu adanya teknologi
sebagai media pembelajaran dapat membantu membangun proses pembelajaran yang
lebih menarik. Media pembelajaran terdiri dari dua
komponen yaitu hardware(perangkat keras),contoh hardware adalah
televise,radio,LCD,computer dan lain sebagainya yang dimana bentuk
fisiknya terlihat oleh panca indera.Dan Software(perangkat lunak) software
yaitu isi dari pembelajaran yang terdapat pada perangkat keras yang akan
disampaikan kepada pelajar,sebagai contoh software adalah internet dan media
pembelajaran interaktif.
Teknologi dengan sifatnya yang praktis mampu mengangkat proses pembelajaran
lebih mudah. Dengan penggunaan media teknologi seperti Televise yang berbasis
audio visual dapat mempermudah pembelajaran dengan film pendidikan dan acara
yang mendidik. Radio yang berbasis audio walaupun tidak lebih menarik dari
televise, radio tetap memiliki peran dalam pembelajaran dengan siaran
pendidikan,dengan media audio itu sendiri,pembelajaran listening jadi lebih
mudah diputar kembali secara berulang-ulang dan dapat membantu pembelajaran
lebih efektif. Media Pembelajaran Interaktif(MPI) yang merupakan gabungan dari
segala unsure-unsur media memiliki daya tarik yang lebih sebagai media dalam
pembelajaran. Kemudian media pembelajaran selanjutnya yang sangat mudah
dijangkau adalah internet, karena sifatnya yang bebas maka pelaku pendidikan
dapat dengan mudah mendapat informasi dari seluruh sudut terkecil pengetahuan.
Namun dengan majunya teknologi seperti sekarang ini peran orang tua dan guru
sangat diperlukan untuk menujang pendidikan karakter pelajar. Peran pengajar
untuk memilah mana yang terbaik untuk anak didiknya agar tidak melenceng dari
unsure positif teknologi untuk proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. “ Menggagas
Radio Sebagai Media Pendukung Dalam Proses Pembelajaran”.
Anonim.
2011. “Manfaat Internet Bagi Proses
Belajar-Mengajar”. Diunduh pada hari Jumat, 1 April 2016 pukul 15.20 Wita
melalui: http://www.matematikana.com/artikel/8/manfaat-internet-bagi-proses-belajar-mengajar.html.
Chen, M.
1996. Mendampingi Anak Menonton Televisi Panduan bagi Orang Tua. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Darwanto.
2005. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Mayer
Richard E. 2009. Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Terjemahan dari: Baroto Tavip
Indrojarwo.
Rosyid
Yusuf. 2012. “Peranan Media Audio Visual Dalam
Pembelajaran”. Diunduh pada hari Jumat, 1 April 2016
pukul 14.13 Wita melalui: http://velearning.media.blogspot.comhtml.
Seels Barbara
B. dan Richey Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya.
Jakarta: Unit Penerbitan Universitas Negeri Jakarta.
Smaldino,
Sharon E, dkk. 2007. Instructional Technology And
Media For Learning Ninth edition. New Jersey Columbus, Ohio: PEARSON
Merrill Prentice Hall.
Smaldino, Sharon. Lowter, Deborah.
Russel, James D. 2011. Teknologi Pembelajaran & Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media G.
Sudjana
Nana. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudarsana, I. K. (2014).
PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU
UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus Sekolah di
Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar.
Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal
Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 1-14.
Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT
MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU
YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2), 217-230.
Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN
TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND
PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal
Penjaminan Mutu, (2016), 44-53.
Wikipedia. 2013. “Pembelajaran”.
Diunduh pada hari Kamis, 31 Maret 2016 pukul 14.15 Wita melalui: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran.
Wikipedia. 2013. “Teknologi”. Diunduh pada hari Kamis, 31
Maret 2016 pukul 14.20 Wita melalui: http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi.
bagus dan membantu. mohon ijin saya buat refrensi ya
BalasHapus