Senin, 08 Mei 2017

BELAJAR ONLINE MELALUI JARINGAN INTERNET DAN KOMPUTER



BELAJAR ONLINE MELALUI JARINGAN INTERNET DAN KOMPUTER

 Kelompok 5

1. I Wayan Santra                             15.1.2.5.2.0833
2. I Putu Suweka Oka Sugiharta     15.1.2.5.2.0834
3. I Kadek Abdhi Yasa                     15.1.2.5.2.0835
4. I Made Tisnu Wijaya                    15.1.2.5.2.0836
5. Gede Noviarta Putra                    15.1.2.5.2.0848
6. I Nengah Arimbawa                     15.1.2.5.2.0857


BAB I
PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang Masalah
            Internet adalah suatu penemuan manusia yang sangat penting perannya di jaman sekarang. Karena hampir sebagian besar saat ini orang memanfaatkan internet dalam kehidupan, salah satunya dalam hal pendidikan. Pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan tentunya tidaklah menjadi hal yang baru, sebab beberapa tahun belakangan ini, internet dijadikan salah satu pendukung dalam proses pembelajaran di sekolah. Dinyatakan demikian, karena secara empiris banyak para peserta didik yang memanfaatkan inrernet untuk mencari bahan-bahan tugas yang diberikan oleh guru.
            Selain itu, dengan semakin canggihnya alat komunikasi (handphone) yang berisi aplikasi internet, peserta didik dengan mudah dapat mengakses informasi-informasi yang terkait dengan pendidikan ataupun pelajaran. Namun pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan tidaklah berhenti sampai disitu saja. Karena dengan perkembangan jaman yang semakin canggih, maka dunia pendidikan juga mengikuti perubahan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada model pembelajaran yang berbasis internet. Model pembelajaran berbasis internet yang dimaksud adalah model pembelajaran e-learning. Karenanya dalam makalah ini akan dibahas tentang belajar online melalui jaringan internet dan komputer.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah internet?
2.      Apa saja manfaat, fungsi, dan karakteristik internet dalam pembelajaran?
3.      Bagaimana penggunaan internet dalam pendidikan secara online?

1.3 Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan sejarah internet.
2.      Mengetahui manfaat, fungsi, dan karakteristik internet dalam pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui penggunaan internet dalam pendidikan secara online.

 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Internet
            Internet merupakan suatu media untuk berbagai informasi dan berinteraksi kapan dan dimana saja. Menurut Turban internet merupakan jaringan komputer yang besar di dunia yang secara aktual merupakan jaringan dari jaringan. O’Brien berpendapat internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan pendidikan yang berhubungan dengan jutaan komputer dan penggunanya banyak sekali. Banyak lembaga pendidikan yang menggunakan media ini untuk meningkatkan daya saingnya, meningkatkan pelayanan kepada peserta didik atau stakeholders serta meningkatkan efektifitas dan efisiens kegiatan pembelajaran nyata (Munir, 2012:193)
Sejarah internet dimulai tahun 1960an pada periode tersebut Levi C. Finch dan Robert W. Taylor mulai melakukan penelitian tentang jaringan global dan masalah interoperabilitas. Selanjutnya, beberapa program penelitian mulai dilakukan untuk melihat mekanisme pengaitan jaringan-jaringan yang berbeda secara fisik. Salah satu solusi yang muncul dari penelitian-penelitian tersebut adalah teknik packet switching. Pada teknik packet switching, data atau file berukuran besar yang akan dikirim melalui jaringan komputer terlebih dahulu dipotong menjadi paket kecil-kecil agar lebih mudah ditangani dan lebih Andal. Peneliti utama dalam pengembangan packet switching ini adalah Donald Davies (NPL), Paul Baran (RAND Corporation), Leonard Kleinrock dan kawan-kawan (MIT) dan UCLA Research Programs.
Pada tahun 1969, Robert Taylor yang baru dipromosikan sebagai kepala kantor pemrosesan informasi di DARPA (Badan Riset Angkatan Bersenjata Amerika Serikat) bermaksud mengimplementaskan ide untuk membuat sistem jaringan yang saling terhubung. Bersama Larry Robert dari MIT, Robert Taylor memulai proyek yang kemudian dikenal sebagai ARPANET. Sambungan pertama ARPANET terbentuk antara University of California, Los Angeles (UCLA) dan Stanford Research Institute (SRI) pada jam 22:30 tanggal 29 Oktober 1969. Pada tanggal 5 Desember 1969, ada dua jaringan lagi yang yang bergabung, yakni University of Utah dan University of California, Santa Barbara sehingga total terdapat empat (4) simpul jaringan. ARPANET yang berbasis pada teknologi ALOHAnet berkembang sangat cepat. Pada tahun 1981, jumlah simpul yang tersambung menjadi 213.
            Selain jaringan untuk penelitian seperti ARPANET dan X.25, para hobbiis komputer juga mengembangkan teknik jaringan sendiri yang kemudian cukup populer, yaitu UUCP. Masalah terbesar pada teknik ini adalah bagaimana supaya berbagai jenis peralatan jaringan, seperti telepon, radio, kabel LAN yang secara fisik sangat berbeda dapat berkomunikasi satu sama lain. Keberagaman media fisik jaringan mendorong pengembangan tatacara komunikasi (protokol komunikasi) yang mampu melakukan internetworking, sehingga banyak jaringan kecil dapat saling tersambung menjadi satu menjadi jaringan komputer maha besar.
          Kumpulan tata cara komunikasi atau protokol Internet memungkinkan jaringan komputer dibangun menggunakan saluran fisik yang berbeda. Dalam bahasa yang sederhana, komputer yang terhubung menggunakan telepon, dapat berkomunikasi dengan komputer yang tersambung ke jaringan LAN maupun jaringan radio. Hal ini mendorong terjadinya inter-network (antar jaringan) secara global yang kemudian hari
dikenal sebagai “Internet”.
        Selain protokol Internet, hal lain yang tidak kalah penting dalam perkembangan Internet adalah metode pengalamatan di Internet. Jon Postel dari Information Science Institute (ISI) di University of Southern California (USC) adalah orang yang sangat berjasa di balik berbagai alokasi alamat IP Internet, manajemen Domain Name System (DNS), tipe media, dan berbagai alokasi nomor untuk tata cara komunikasi penting di Internet. Hingga wafatnya pada tanggal 16 Oktober 1998, Jon Postel mengelola Internet Assigned Numbers Authority (IANA). Pada tanggal 21 Juli 1998, Jon Postel memperoleh Silver Medal dari International Telecommunications Union (ITU) atas jasa-jasanya membangun Internet di dunia. Saat ini, IANA dioperasikan oleh Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN).
            Komersialisasi dan privatisasi Internet mulai terjadi pada tahun 1980-an di Amerika Serikat dengan di ijinkannya Internet Service Provider (ISP) untuk beroperasi. Internet mulai booming pada tahun 1990-an. dan menjadi kunci pemicu perubahan dalam budaya dan dunia usaha. Internet menawarkan pola komunikasi cepat menggunakan e-mail, diskusi bebas di forum, dan Web.
Internet telah membuat revolusi baru dalam dunia komputer dan dunia komunikasi yang tidak pernah diduga sebelumnya. Beberapa Penemuan telegram, telepon, radio, dan komputer merupakan rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju terciptanya Internet yang lebih terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada alat-alat tersebut. Internet memiliki kemampuan penyiaran ke seluruh dunia, memiliki mekanisme diseminasi informasi, dan sebagai media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antara individu dengan komputernya tanpa dibatasi oleh kondisi geografis.
Internet merupakan sebuah contoh paling sukses dari usaha investasi yang tak pernah henti dan komitmen untuk melakukan riset berikut pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Dimulai dengan penelitian packet switching (paket pensaklaran), pemerintah, industri dan para civitas academica telah bekerjasama berupaya mengubah dan menciptakan teknologi baru yang menarik ini.
Perkembangan Sejarah intenet dapat dibagi dalam empat aspek yaitu :
1.    Adanya aspek evolusi teknologi yang dimulai dari riset packet switching (paket pensaklaran) ARPANET (berikut teknologi perlengkapannya) yang pada saat itu dilakukan riset lanjutan untuk mengembangkan wawasan terhadap infrastruktur komunikasi data yang meliputi beberapa dimensi seperti skala, performance atau kehandalan, dan kefungsian tingkat tinggi.
2.    Adanya aspek pelaksanaan dan pengelolaan sebuah infrastruktur yang global dan kompleks.
3.  Adanya aspek sosial yang dihasilkan dalam sebuah komunitas masyarakat besar yang terdiri dari para Internauts yang bekerjasama membuat dan mengembangkan terus teknologi ini.
4.  Adanya aspek komersial yang dihasilkan dalam sebuah perubahan ekstrim namun efektif dari sebuah penelitian yang mengakibatkan terbentuknya sebuah infrastruktur informasi yang besar dan berguna. Internet sekarang sudah merupakan sebuah infrastruktur informasi global (widespread information infrastructure), yang awalnya disebut “the National (atau Global atau Galactic) Information Infrastructure” di Amerika Serikat. Sejarahnya sangat kompleks dan mencakup banyak aspek seperti teknologi, organisasi, dan komunitas. Dan pengaruhnya tidak hanya terhadap bidang teknik komunikasi komputer saja tetapi juga berpengaruh kepada masalah sosial seperti yang sekarang kita lakukan yaitu kita banyak mempergunakan alat-alat bantu on line untuk mencapai sebuah bisnis elektronik (electronic commerce), pemilikan informasi dan berinteraksi dengan masyarakat

      2.2. Manfaat, Fungsi, Dan Karakteristik Internet Dalam Pembelajaran 
            Faktor utama daya tarik internet adalah kemampuannya dapat mengakses informasi teks, audio, gambar, ilustrasi, dan lain-lain dari berjuta-juta web di internet lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan media komunikasi/ informasi yang lain (Munir, 2012:199-200). Ada tiga fungsi internet (sebagai media) dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai (1) komplemen (pelengkap), (2) suplemen (tambahan), atau (3) substitusi (pengganti) terhadap pembelajaran di lembaga pendidikan (Munir, 2012:209)
            Internet untuk pembelajaran dapat difungsikan sebagai sumber belajar yang memuat data dan fakta untuk referensi belajar. Data dan fakta itu selalu bisa diperbaharui, sehingga dia tidak mudah basi, namun dapat pula ditampilkan berulang-ulang tanpa tambahan biaya yang berarti. Hal ini berbeda dengan dengan data ‘tercetak’, dan percobaan laboratorium convensional, dengan alat fisika dan unsur kimia. Oleh sebab itu, internet, lebih mampu untuk ‘memuaskan’ rasa ingin tahu siswa, sekaligus lebih murah.
Beberapa manfaat internet untuk kepentingan pembelajaran adalah:
1.    Pengembangan Profesional
1.      Meningkatkan pengetahuan
2.      Berbagi sumber informasi diantara rekan sejawat/ sedepartemen
3.      Berkomunikasi keseluruh belahan dunia
4.      Kesempatan untuk menerbitkan /mengumumkan secara langsung
5.      Mengatur komunikasi secara teratur
6.      Berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik local maupun internasional .
2.    Sumber Belajar/Pusat Informasi
1.      Informasi media dan metodologi pembelajaran
2.      Bahan baku & bahan ajar untuk segala bidang pelajaran
3.      Akses informasi IPTEK
4.      Bahan Pustaka/referensi
3.    Belajar sendiri secara cepat :
1.      Meningkatkan pengetahuan
2.      Belajar berinteraktif
3.      Mengembangkan kemampuan di bidang penelitian
4.    Menambah wawasan, pergaulan, pengetahuan, pengembangan karier
1.      Meningkatkan komunikasi dengan seluruh masyarakat lain
2.      Meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada diseluruh dunia
3.      Informasi beasiswa, lowongan pekerjaan, pelatihan.
4.      Hiburan, dsb
Internet memberikan peluang untuk :
a.       Meningkatkan akses terhadap informasi
b.      Mengumpulkan,menganalisis, dan mengorganisasikan informasi
c.       Mengkomunikasikan gagasan dan informasi
d.      Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
e.       Bekerja sama dengan orang lain
f.       Memecahkan berbagai masalah, dan
g.      Memupuk mengembangkan pengertian kultural (Munir, 2012:193)
Internet memiliki karakteristik dan fungsi yang jelas sebagai berikut :
a.       Sebuah jaringan, menghubungkan berbagai individu dan organisasi
b.      Sebuah pasar, menawarkan pasar yang terbuka dan sangat luas dengan banyak pelanggan potensial
c.       Sebuah tempat transaksi, memungkinkan orang dan bisnis untuk menyelesaikan transaksi on line financial
d.      Sebuah tempat pengembangan aplikasi, memungkinkan pengembangan piranti lunak untuk menggunakannya sebagai dasar untuk mengembangkan banyak aplikasi (Munir, 2012:194)
            Dan masih banyak lagi manfaat yang bisa diperoleh dari internet sesuai kebutuhan informasi yang ingin diperoleh. Namun efek-efek negative internet pun harus diwaspadai seperti penyebaran virus komputer, pornografi, plagiat, penipuan dan pencurian dsb. Segala fasilitas fasilitas untuk memperoleh informasi sudah tersedia dii Internet, tergantung bagaimana kita mampu memanfaatkannya untuk kebutuhan manusia.
            Komputer terutama internet merupakan sumber belajar yang harus di manfaatkan oleh semua guru karena di dalam internet terdapat jutaan bahkan milyaran informasi yang ada dan terupload setiap detik.

1. Internet Sumber Belajar
Ada beberapa trik yang harus dilakukan oleh guru dalam penggunaan internet, pertama adalah browsing, mencari informasi sesuai dengan mata pelajaran. Dalam browsing kita dapat mencari gambar, materi, skema, media yang dapat digunakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat itu guru tidak lagi hanya berpedoman pada buku, karena buku biasanya tertinggal dengan informasi dari internet yang serba baru.

2. Internet sebagai media pembelajaran
Contoh konkrit dalam pendayagunaan ICT adalah proses belajar dikelas yang menggunakan internet sebagai media pembelajaran Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar di sekolah , internet diharapkan mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komonikasi interaktif antara guru dengan siswa. Kondisi yang perlu didukung oleh internet berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yaitu sebagai kegiatan komonikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut. ( Boettcher 1999).  Internet dijadikan sebagai media pembelajaran, karena mempunyai kelebihan sebagai berikut :
a.  Internet memberikan sambungan (konektivitas) dan jangkauan yang sangat luas sehingga akses data dan informasi tidak dibatasi waktu, tempat, dan negara.
b. Akses infromasi di internet tidak dibatasi oleh waktu karena dunia maya yang dihadirkan secara global tidak perneh tidur. Dengan kata lain, kita dapat melakukan pencarian informasi melalui internet kapan saja selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
c. Akses informasi melalui internet lebih cepat bila dibandingkan dengan mencari informasi pada halaman-halaman buku-buku di perpustakaan. Kita tinggal mengklik icon tertentu, maka apa yang kita inginkan akan muncul di layar monitor komputer pengakses.
d. Internet juga menyediakan kegiatan pembelajaran interaktif seperti fasilitas elearning yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan intelektual kita, seperti sekolah menulis online, dsb. Tentu saja dengan menjadi anggota pada kegiatan tersebut dan mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga tersebut.
e. Pengakses dapat berdiskusi dengan teman-teman sebaya atau setingkat mengenai berbagai hal jika kita memasuki mailing list atau melakukan chatting.
f. Dibandingkan dengan membeli buku atau majalah asli, penelusuran informasi melalui internet jauh lebih murah. Apalagi pada saat ini banyak situs yang menyediakan jasa informasi secara cuma-cuma. Pengakses tinggal mengunduh atau mencetak informasi yang dibutuhkan.

3. Teknik Penggunaan
Pada penggunaan internet, dapat dilakukan secara halus, sebagai contoh tugas yang diberikan dikumpulkan melalui email, atau dikirimkan lewat email tugas pada siswa. Dengan demikian maka siswa harus membuat email. Peserta didik  dapat juga memasang tugas di dalam blog, atau website. Siswa yang akan melihat tugas harus mengunjungi blog yang bersangkutan. Sebenarnya guru memaksa siswa untuk dapat menggunakan internet secara halus, jika hal ini tidak dilakukan maka penggunaan internet hanya isapan jempol saja.
Internet juga dapat digunakan untuk mengajar secara langsung di kelas dengan bantuan LCD Proyektor, siswa akan mendapatkan hal-hal baru dan akan berusaha mencarinya sendiri baik dirumah maupun di warnet tentang materi yang dipelajari. Pengakses dapat juga memanfaatkan secara offline, ini dilakukan jika computer di sekolah kita tidak tersambung dengan jaringan internet atau karena tidak ada hospot di sekolah. Dowload materi dan gunakan untuk mengajar di kelas.
            Namun demikian, internet-pun masih memiliki masalah dalam penggunaannya. Masalah pertama yaitu kurangnya penguasaan bahasa Inggris. Sebagian besar informasi di Internet tersedia dalam bahasa Inggris, yang akhirnya menuntut pengguna untuk menguasai bahasa Inggris sebagai syarat mutlak untuk mengakses internet. Masalah berikutnya yaitu internet memungkinkan pengguna untuk mencari apapun yang diinginkan tanpa ada batasan sama sekali dan tanpa pandang bulu. Di samping informasi pendidikan dan informasi lainnya yang bermanfaat, dalam internet juga terdapat hal-hal yang tidak mendidik dan tidak sesuai bagi kalangan pelajar. Tanpa adanya mind control yang kuat dari pengguna internet untuk membedakan informasi yang baik dan yang buruk, adanya internet malah bisa mendatangkan bencana bagi generasi pelajar.
            Dengan demikian, internet akan sangat membantu dalam dunia pendidikan dengan adanya control dan pengelolaan yang baik dari penggunanya. Penggunaan yang benar dan sesuai sangat dibutuhkan agar internet dapat berfungsi secara maksimal dalam membantu dunia pendidikan.

2.3 Penggunaan Internet Dalam Pendidikan Jarak Jauh Secara Online
            Layanan online dapat terdiri atas berbagai tahapan dari prosess program pendidikan, seperti pendaftaran, tes masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dan lain-lain. (Uno, 2009: 37).
            Faktor utama dalam pendidikan jarak jauh secara online dikenal sebagai distance learning, yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa, baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Sedangkan untuk yang tidak real time bisa dilakukan melalui mailing list, discussion group, newsgroup, dan bulletin board (Uno, 2009: 37).
            Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk maateri, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diiplementasikan ke dalam web dan dapat di-download oleh siswa. demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen, dapat dilakukan dengan cara yang sama. penyelesaian administratif pun dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi ddidukung dengan metode pembayaran online (Uno, 2009: 37).
            Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, mahasiswa masih harus berjalan ke fasilitas pendidikannya, sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal. Kini dengan pendidikan online melalui internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri (Uno, 2009: 37).

1. Dari Sudut Pandang Dosen
            Dari sudut pandang dosen, solusi pendidikan online harus memenuhi beberapa criteria sebagai berikut. Mudah digunakan, memungkinkan pembuatan bahan kuliah online dan kelas online dengan cepat dan mudah, hanya memerlukan pelatihan minimal, memugkinkan pengajaran dengan cara mereka sendiri, memungkinkan mereka mengendalikan lingkungan pembelajaran (Uno, 2009: 37-38).
2. Dari Sudut Pandang Mahasiswa
            Dari sudut pandang mahasiswa yang dicari badalah fleksibelitas dalam mengambil mata kuliah. Bahan kuliah yang didapat secara online lebih kayaa dibanddingkan yang didapat dikelas. Berjalan di computer yang sudah mereka miliki. Menyertakan kolaborasi antarmahasiswa seperti cara tradisional, mencakup konsultasi dengan dosen, diskusi kelas, teman belajar, dan proyek-proyek bersama (Uno, 2009: 38)

2.4 Pendidikan Jarak Jauh Berbasis Web Secara Online
            Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser, serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya (Uno, 2009: 38).
            Apabila diumpamakan suatu pendidikan jarak jauh berbasis web  sebagai suatu community maka di dalamnya harus dapat memfasilitasi bertemunya atau berinteraksinya mahasiswa dan dosen. Agak sulit memang untuk memindahkan apa yang biasa dilakukan oleh dosen di depan kelas pada suatu bentuk web yang harus melibatkaan interaksi berbagai komponen di dalamnya. Adanya sistem ini membuat mentalitas dosen dan mahasiswa harus berubah, perbedaan karakteristik dosen dalam mengajar tidak tampak dalam metode ini. Seperti layaknya sebuah perguruan tinggi, metode ini juga harus mampu memberikan informasi perkuliahan kepada mahasiswa. Informasi tersebut harus selalu dapat diakses oleh siswa dan dosen serta selalu diperbaharui setiap waktu. Informasi yang sering dibutuhkan berupan silabus kuliah, jadwal kuliah, pengumuman, peserta kuliah, materi kuliah, dan penilaian atas prestasi siswa (Uno, 2009: 39).
            Pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut (Uno, 2009: 39-40).
  1. Pusat kegiatan siswa, yaitu sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, di mana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi, dan sebagainya.
  2. Interaksi dalam grup, para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
  3. Sistem administrasi mahasiswa, di mana para mahasiswa dapat melihat informasi mengeai status mahasiswa, prestasi mahasiswa, dan sebagainya.
  4. Pendalaman materi dan ujian, biasanya dosen sering mengadakan kuis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan tes pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning.
  5. Perpustakaan digital, pada bagian ini terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku, tetapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar, dan sebagainya. bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base.
  6. Materi online di luar materi kuliah, untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lain. Oleh karena itu, pada bagian ini dosen dan mahasiswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk dipublikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web. Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi apabila dilihat dari negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan, tetapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat memengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung, misalnya hardware maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama penggunaan internet di Indonesia, yaitu masalah bandwidth. Tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material.
           
            Belajar online (juga dikenal sebagai belajar electronic learning atau e-learning) merupakan hasil dari pengajaran yang disampaikan secara eletronik menggunakan media berbasis computer. Materinya sering kali diakses melalui sebuah jaringan, termasuk situs web, internet, intranet, CD, dan DVD. E-learning tidak hanya mengakses informasi (misalnya, meletakkan halaman web), tetapi juga membantu para pemelajar dengan hasil-hasil yang spesifik (misalnya mencapai tujuan). Selain menyapaikan pengajaran, e-learning bisa memantau kinerja pemelajar dan melaporkan kemajuan pemelajar (Smaldino, dkk., 2011: 235).
            Penggunaan belajar online dalam pendidikan terus meningkat. Para siswa tidak lagi hanya memiliki akses ke buku cetak, tetapi juga kepada materi pendidikan yang terletak jauh melampaui dinding bangunan sekolah. Guru dan siswa bisa memperoleh informasi di perpustakaan yang beragam, berjauhan dan secara fisik tidak bisa diakses. Sumber daya begitu melimpah melampaui impian banyak orang, tetapi yang paling melimpah adalah yang langsung tersedia bagi setiap orang (Smaldino, dkk., 2011: 236).
            Para siswa dan guru bisa meningkatkan belajar di kelas dengan mengakses informasi dari sumber-sumber (database, perpustakaan, kelompok dengan minat khusus), berkomunikasi via komputer dengan siswa lainnya, atau dengan ahli dalam bidang keahlian tertentu, dan bertukar data. Kegiatan seperti Migrasi Kupu-kupu Monarch yang dilaksanakan oleh Yayasan Annenberg dan Tantangan GeoBee dari Masyarakar Geografi Nasional nmemungkinkan bagi para siswa dan gur bersamaan untuk meraup keuntungan dari terhubung ke dalam jaringan nasional siswa, guru, dan ilmuwan untuk meneliti berbagai topik(Smaldino, dkk., 2011: 236-237).
            Guru dan para siswa bisa mengakses dokumen elektronik untuk memperkaya kajiannya. Para siswa bisa aktif berpartisipasi karena belajar online menyediakan lingkungan belajar yang interaktif. Para siswa bisa menautkan informasi elektronik ke dalam makalah dan proyeknya, menjadikannya dokumen yang “hidup” bertaut dengan tombol hiperteks (Smaldino, dkk., 2011: 237).
            Karena komputer memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi dalam sarana apapun (termasuk cetakan, video, rekaman audio dari suara dan musik), komputer telah menjadi perpustakaan yang tidak terbatas. Para siswa bisa berkomunikasi secara instan dengan teks, gambar, suara, data, dan audio atau video dua arah, dan interaksi yang dihasilkannya mengubah peran siswa maupun guru. para guru sekarang secara geografis terpisah dari para siswanya, dan para siswa bisa belajar dari siswa lainnya dalam ruang kelas di seluruh dunia (Smaldino, dkk., 2011: 237-238).
Keuntungan
  • Keragaman media, internet merupakan sarana serba-guna dalam menyampaikan informasi kepada pembelajar di seluruh dunia. Situs internet mungkin berisi berbagai media, termasuk teks, audio, grafik, animasi, video, dan peranti lunak bisa diunduh.
  • Informasi terbaru, hingga beberap waktu belakangan ini, para siswa sangat terbatas terhadap sumber daya dalam komunitas dan seluruh dunia, para siswa mengakses perpustakaan dan database yang seringkali diperbaharui tiap hari. e-learning memperbesar kesempatan bagi sekolah yang lebih kecil serta kesempatan bagi sekolah yang lebih kecil serta perorangan yang turut serta dalam sekolah di rumah (home schooling).
  • Navigasi, keuntungan utama dari internet yaitu kemampuan untuk berpindah dengan mudah di dalam dan di antara dokumen. Dengan tekanan sebuah tombol atau klik sebuah mouse, para pengguna bisa emcari berbagai dokumen dalam berbagai lokasi tanpa berpindah dari komputer.
  • Pertukaran gagasan, para siswa terlibat “percakapan” dengan para ahli dalam sebuah bidang tertentu.
  • Komunikasi yang nyaman, e-mail memungkinkan para siswa di berbagai lokasi untuk berbagi gagasan. Para siswa bisa “berbicara” satu sama lain pada waktu-waktu yang berbeda-beda dan meresponsnya berdasarkan kenyamanannya sendiri. pertukaran gagasan tersebut tetap terjaga kerahasiaannya.
  • Biaya murah, biaya peranti keras, peranti lunak, dan layanan internet adalah nominal dan terus menurun.
Keterbatasan
  • Materi yang tidak sesuai, salah satu perhatian adalah bahwa beberapa topik yang dibahas di jaringan komputer, terutama di internet, tidak sesuai bagi para siswa. Iklan tembakau dan alcohol ada di internet bersama dengan permainan dan musik yang anak-anak nikmati. Para siswa tanpa sadar sering masuk ke lingkungan yang tidak aman.
  • Hak cipta, karena informasi begitu mudah diakses, adalah mudah bagi perorangan untuk dengan mudah mengunduh sebuah berkas dan secara illegal memanfaatkan untuk kepentingan sendiri. Jadi, para siswa mungkin membuat makalah atau proyek yang hanya sekedar “co-pas” (copy paste) dan bukan merupakan karya sendiri.
  • Pencarian informasi, diperkirakan bahwa beberapa ribu situs internet baru ditambahkan ke dalam internet setiap hari. Pertumbuhan ini menjadikan pencarian informasi lebih sulit. Para guru harus perlu bekerja dengan spesialis media sekolah untuk membantu para siswa belajar mengenai strategi pencarian yang efektif. Untuk membantu dalam mendapatkan informasi, beberapa perusahaan komersial dan universitas menyediakan mesin pencari yang mengikuti tautan Web dan menampilkan hasil sesuai pencarian.
  • Dukungan,  tanpa dukungan teknis yang bagus dan manajemen yang bijaksana, sebuah jaringan komputer mungkin “mati” dengan cepat. Masalah pada sebuah jaringan bisa melumpuhkan sebuah lab atau bahkan mematiakn seluruh sekolah.
  • Akses, apakah itu melalui sistem berperanti berkabel atau nirkabel atau sebuah modem, seluruh pengguna harus terhubung ke jaringan. Komputer harus memiliki peranti lunak dan peranti keras yang sesuai yang diinstal agar bisa mengakses internet.
  • Kecepatan akses, keterbatasan lainnya adalah kecepatan untuk mengakses informasi oleh pengguna. Waktu tunggu yang sangat panjang bisa dicegah melalui perancangan halaman Web yang ringkas.
  • Kurangnya kontrol kualitas, para siswa harus menjadi pembaca dan pemikir yang kritis yang mengetahui bagaimana mengevaluasi informasi. Apa saja yang dipampang di internet bukanlah “fakta”. Siapa saja bisa memampang apa saja di Web, termasuk informasi yang tidak penting, keliru, atau tidak bisa dipercaya.
2.5 Prospek Pendidikan Secara Online Di Indonesia
            Dikarenakan pemabatasan struktur budaya dan regulasi yang ada di Indonesia, maka pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat, namun tidak mustahil bahwa Indonesia harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara global (Uno, 2009: 41).
            Di Indonesia, prospek pendidikan jarak jauh dengan sarana internet telah menjadi perhatian beberapa kalangan, baik dari dunia pendidikan maupun dunia teknologi informasi. Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 75 universitas negeri dan 1.200 universitas dan perguruan tinggi swasta di Indonesia, dengan total kurang lebih bisa mencapai 5 juta mahasiswa yang potensi pengguna internet (Uno, 2009: 41).
            Keberhasilan pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa, anatara mahasiswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa denga mahasiswa lainnya, dan adanya pola pendidikan aktif dalam interaksi tersebut. Apabila pendidikan berbasis pada web maka diperlukan adanya pusat kegiatan mahasiswa, interaksi antar grup, administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, perpustakaan digital, dan materi online (Uno, 2009: 42).
            Dari sisi teknologi informasi, dunia internet memungkinkan perombakaan total konsep-konsep pendidikan yang selama ini berlaku. Teknologi informasi dan telekomunikasi dengan murah dan mudah akan menghilangkan batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan. Beberapa konsekuensi logis yang terjadi antara lain (Uno, 2009: 42).
  1. Mahasiswa dapat dengan mudah mengambil mata kuliah di manapun di dunia tanpa terbatas lagi pada institusi dan negara.
  2. Mahasiswa dapat dengan mudah berguru pada orang-orang ahli atau pakar di bidang yang diminatinya. Cukup banyak pakar di dunia ini yang dengan senang hati menjawab berbagai pertanyaan yang datang.
  3. Kuliah dengan mudah dapat diambil di berbagai penjuru dunia tanpa tergantung pada universitas tempat mahasiswa belajar. Artinya, konsep universitas terbuka akan semakin membaur dalam universitas tradisional. Tinggal masalah akreditasi dari kuliah yang diambil di universitas di mancanegara melalui internet agar diakui sebagai bagian dari kredit untuk kesarjanaannya di universitas lokal. Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinyaa sangat rigid dan harus dimabil di universitas lokal menjadi terbuka untuk dimabil dari universitas lain di dunia.
            Kritikan terhadap internet diantaranya adalah jumlah pengguna bertambah setiap waktu, tetapi informasi baru tidak bertambah sesuai dengan yang diharapkan. Sekarang yang berlaku adalah dokumen yang sama dikemas lagi (repackaged) atau diperbanyak versinya, maka diulang-ulang. Perbuatan itu hanya besar dalam ukuran angka basisdata, tetapi bukan ukuran yang nyata dan hakiki. Padahal yang diperlukan adalah informasi baru tentang ilmu dan informasi baru, dan bukannya search engines yang baru tetapi menyiarkan informasi yang sama (Munir,2012:201).
            Sama seperti halnya sebuah komunitas, Internet juga mempunyai tata tertib tertentu, yang dikenal dengan nama Nettiquette atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah netiket. Untuk di Indonesia selain tata tertib sosial di Internet juga diberlakukan peraturan (UU ITE).
            Terdapat kebimbangan masyarakat tentang Internet yang berpuncak pada beberapa bahan kontroversi di dalamnya. Pelanggaran hak cipta, pornografi, pencurian identitas, dan pernyataan kebencian (hate speech), adalah biasa dan sulit dijaga. Hingga tahun 2007, Indonesia masih belum memiliki Cyberlaw, padahal draft akademis RUU Cyberlaw sudah dibahas sejak tahun 2000 oleh Ditjen Postel dan Deperindag. UU yang masih ada kaitannya dengan teknologi informasi dan telekomunikasi adalah UU Telekomunikasi tahun 1999. Internet juga disalahkan oleh sebagian orang karena dianggap menjadi sebab kematian. Brandon Vedas meninggal dunia akibat pemakaian narkotik yang melampaui batas dengan semangat dari teman-teman chatting IRCnya. Shawn Woolley bunuh diri karena ketagihan dengan permainan online, Everquest. Brandes ditikam dan dimakan oleh Armin Meiwes setelah menjawab iklan dalam Internet.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Bahwasanya belajar online melalui jaringan internet dan komputer, atau yang secara intinya adalah pembelajaran yang berbasis pada pendidikan adalah salah salah satu alternatif sistem pembelajaran masa depan di Indonesia. Karena belajar online melalui jaringan internet dan komputer bisa menjadi sebuah solusi bagi para peserta didik yang jarak tempuh sekolahnya jauh. Namun hal tersebut tentunya harus didukung oleh sarana prasarana yang memadai.
            Dan yang terpenting pula adalah kemajuan teknologi yang terjadi seperti ini akan memaksa pembelajaran untuk memanfaatkan teknologi. Karenanya pemerintah selaku penyelenggara dan sekolah selaku pelaksana harus dapat mempersiapkan teknologi pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik, terutama dalam menunjang kemajuan belajar peserta didik itu sendiri.

3.2 Saran
            Seperti yang sudah dijelaskan dalam kesimpulan di atas, diharapkan dengan adanya pemanfaatan teknologi sebagai salah satu pendukung sistem pembelajaran, seyogyanya disediakan sarana dan prasarananya dengan baik. Sehingga nantinya tidak akan ada kendala yang menyangkut kualitas dari sarana dan prasarana teknologi tersebut. Dan proses belajar mengajar menjadi lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Munir. 2012. Multimedia Konsep & aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Smaldino, E. Sharon, dkk. 2011. Intructional Technology & Media for Learning. Jakarta: Prenada.
Sudarsana, I. K. (2014). PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus Sekolah di Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar.
Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 1-14.
Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2), 217-230.
Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53.





 

0 komentar:

Posting Komentar