STRATEGI-STRATEGI PENGAJARAN DENGAN MEMADUKAN TEKNOLOGI DAN MEDIA
Diajukan untuk memenuhi Tugas Semester II
Mata Kuliah Kajian Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H
Oleh:
KOMANG AGUSTYANA
PUTRA 15.1.2.5.2.0816
NI NYOMAN ARI
LASTINI 15.1.2.5.2.0817
I MADE GEDE ARY
SUJAYA 15.1.2.5.2.0818
I WAYAN ADE
WIDIARTA 15.1.2.5.2.0819
WAYAN SUMARKANDIA 15.1.2.5.2.0820
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Arus globalisasi
membawa efek yang sangat besar di berbagai kalangan manusia khususnya di dunia
pendidikan. Perkembangan globalisasi berdampak pada teknologi yang membantu
manusia untuk melakukan segala aktivitas, sehingga sebagian besar manusia yang
sudah pernah menggunakan teknologi terpengaruh dan ketergantungan untuk memakai
teknologi. Khususnya yang umum kelihatan adalah pengunaan handphone.
Seiring pekembangan,
dunia pendidikan telah terpengaruh oleh teknologi. Para pendidik yang semakin
modern sekarang memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan
ini bertujuan untuk mempersiapkan pendidik untuk mengikuti pembelajaran.
Melalui pemanfaatan teknologi pengajar atau guru pun dituntuk agar mampu menggunakan
teknologi dengan menggabungkan teknologi dan media demi memenuhi kebutuhan
peserta didik. Dengan
pengabungan teknologi dan media akan menambah wawasan peserta didik.
Wawasan secara singkat
didefinisikan, sebagai pengertian dasar mengenai, atau perasaan kepada,
hubungan-hubungan yang terjadi. Wawasan umum dalam pengertian lain adalah suatu
ketajaman yang dapat diterapkan seseorang kepada beberapa situasi/proses bahkan
lebih banyak kepada peristiwa yang sama,
tetapi tidak perlu identik. Dengan wawasan peserta didik dapat menyadari
pengertian dari persoalan (Sudjana, 1991:98).
Teknologi pembelajaran
sebelumnya di pandang sebagai teknologi yang berkaitan dengan penggunaan
peralatan, media dan sarana. Namun,
sekarang teknologi pembelajaran dipandang teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan
sumber untuk belajar. Di lapangan sudah banyak para pendidik menggunakan
strategi dalam pengajaran dengan memadukan teknologi dan media. Namun terdapat pula
beberapa guru yng masih menggunakan sistem cerama. Sehinggga pada tulisan ini
akan dibahas mengenai strategi-strategi pendidikann dengan memadukan teknologi
dan media.
1.2 Rumusan Masalah:
1. Apa
pengertian strategi pengajaran, teknologi dan media?
2. Apa
saja jenis strategi-strategi pengajaran dengan memadukan teknologi dan media?
3. Bagaimana
dampak pengajaran dengan memadukan teknologi dan media?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
- Mengetahui pengertian strategi pengajaran, teknologi dan media
- Mengetahui jenis strategi-strategi pengajaran dengan memadukan teknologi dan media.
- Mengetahui dampak pengajaran dengan memadukan teknologi dan media.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi Pengajaran, Teknologi Dan Media
2.1.1 Pengertian
Strategi Pengajaran
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata strategi berarti ilmu siasat perang, akal
atau tipu muslihat untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah
direncanakan(Tim Penyusun, 2009:809). Strategi yang diterapkan dalam dunia
pendidikan, khususnya yang diterapkan dalam proses mengajar adalah suatu seni
dan ilmu untuk membawa pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien
(Gulo, 2002:2).
Sedangkan pengajaran
berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan, prihal mengajar,
segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa
yang dialami atau dilihatnya) (Tim Penyusun, 2009:18).
Strategi
pengajaran adalah merencanakan cara pengajaran kepada anak didik sebelum
melaksanakan pembelajaran di ruang kelas. Perencanaan ini dilakukan secara
matang agar peserta didik mampu memperhatikan dan menyerap materi yang
diberikan dengan proses pembelajaran yang menarik. Perencanaan cara-cara
membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala
tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif.
2.1.2 Pengertian
Teknologi
Menurut Anglin
mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta
pengetahuan lain. Secara bersistem dengan sistem untuk memecahkan masalah.
Selanjutnya menurut Tom Burns mengartikan teknologi sebagai kumpulan
pengetahuan, tetapi pengetahuan itu dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
pengetahuan yang masih bersifat tradisional sebelum terjadinya industrialisasi
dan pengetahuan yang telah bercorak modem dalam masyarakat industri untuk
produksi berbagai barang dan jasa.
Teknologi merupakan
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia yang dibantu dengan
alat dan akal sehingga dapat memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, panca indra, dan otak manusia. Cara yang bersistem dengan sistem
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia.
Dalam bidang
pendidikan, pemanfaatan teknologi informasi difokuskan pada peningkatan
kualitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Selain
itu, teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti
ekonomi, politik, sosial, dan lain-lain. Teknologi informasi pendidikan adalah
ilmu pengetahuan dalam bidang informasi berbasis komputer yang digunakan dalam
peningkatan kualitas pendidikan (Prasojo, 2011:5).
Selanjutnya Januszewski
(dalam Arsyad, 2015:7) menjelaskan bahwa teknologi pendidikan atau pembelajaran
adalah kajian dan praktik etis untuk menfasilitasi belajar dan memperbaiki
kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses serta
sumber-sumber teknologi yang sesuai.
Perkembangan
selanjutnya teknologi pembelajaran merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri
yang bukan hanya terbatas pada media dalam bentuk peralatan fisik semata,
melainkan merupakan kajian dan praktik etis dalam mendesain, mengembangkan,
menggunakan, mengelola, dan mengevaluasi proses dan sumber teknologi yang
sesuai untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja tenaga pendidik,
peserta didik, dan organisasi kependidikan (Arsyad, 2015:7).
Dari beberapa
pengertian di atas teknologi pendidikan didasarkan pada pemanfaatannya dalam
bidang pendidikan. Teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang memfokuskan tingkat pembelajaran dengan menggunakan media,
teori dan sumber teknologi sebagai fasilitas dari proses pembelajaran, serta
meningkatkan efektifitas pengajar, dan peserta didik.
2.1.3 Pengertian
Media
Kata
media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar. Metode adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2010:6).
Selanjutnya (Arsyad, 2003:4) media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu
disebut media pengajaran.
Media yang difungsikan
sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian harfiahnya juga terdapat
manusia didalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang memungkinkan untuk anak
didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi anak didik dalam
pembelajaran. Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu
mencipatakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada
untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam
kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan mamahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka.
Dapat diartikan bahwa
media merupakan sebuah perantara yang menghantarkan pesan atau materi kepada
penerimanya. Sumber belajar yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah
ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam
kehidupannya.
Pengelompokan
dari beberapa media telah dikelompokkan pula beberapa ahli, seperti Keep &
Dayton (Arsyad, 2015:39) mengelompokan media ke dalam delapan jenis, yaitu:
media cetak, media pajang, overhead
tranparacies, rekaman audiotape, seri
slide dan film strips, penyajian
multi image, rekaman video dan film hidup, serta komputer.
Media
cetak meliputi materi yang telah disiapkan dalam bentuk tulisan di atas kertas
digunakan untuk proses pengajaran dan informasi bagi anak-anak dikelas; Media
pajang digunakan untuk menyampaikan pesan di kelas dengan sarana gambar yang
ditempelkan pada papan. Siswa dapat melihat papan tulis utuk dapat mengikuti
pembelajaran secara efektif.
2.2 Jenis Strategi-Strategi Pengajaran di Kelas dengan Memadukan Teknologi dan Media
Strategi pengajaran
merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi
pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
(Deni, 2012:49).
Dalam menentukan
strategi pengajaran dengan memadukan teknologi dalam pembelajaran tentunya
mempertimbangkan berbagai faktor karena mengingat penggunaan teknologi yang
berpengaruh memungkinkan kecepatan transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta
didik, generasi bangsa ini secara luas. Selain itu, akan mempengaruhi hasil
belajar siswa, usia siswa dan juga kenyamanan menerapkan strategi yag
digunakan. Maka bagi pendidik harus selektif pada pilihannya dan menggunakan
berbagai pendekatan yang membantu
peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Jenis
strategi-strategi pengajaran di kelas dengan memadukan teknologi dan media
selama proses pembelajaran berlangsung, adapun jenisnya yaitu presentasi,
demonstrasi, latihan dan praktik, tutorial, serta diskusi.
1. Presentasi
Dalam sebuah
presentasi, sebuah sumber menyajikan atau menyebarkan informasi kepada
pemelajar. Komunikasi dikendalikan oleh sumber dengan respons segera atau
interaksi dengan pemelajar. Ketika guru menyajikan pembelajaran dengan
presentasi, mereka akan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk para siswa atau
para siswa yang bertanya ketika bahan pengajaran sedang disajikan. Karena itu
maka akan timbul interaksi antara keduanya dan guru bisa memilih untuk
mengendalikan interaksi di dalam presentasi. Sumber yang didapatkan bisa
melalui buku, internet, video, rekaman audio dan lain sebagainya.
Presentasi
tidak selalu harus berupa guru di depan kelas memberi pengajaran. Para siswa
bisa melihat video yang memberikan informasi yang mereka butuhkan tentang
topik, dan bisa meliputi tampilan yang menarik tentang bidang studi tersebut.
Bisa mengarahkan audio kedalam teks untuk mengarahkan pembelajaran siswa. Guru
bisa langsung mengarahkan siswa di dalam kelas, menggunakan sumber daya seperti
papan putih untuk catatan, transparan OHP atau slide power point.
2. Demonstrasi
Dalam sebuah
demonstrasi, para pemelajar melihat contoh nyata dari sebuah keterampilan atau
prosedur untuk dipelajari. Demonstrasi mungkin direkam dan diputar ulang melalui
sarana media seperti video. Jika ingin interaksi dua arah, diperlukan tutor
yang hadir secara langsung.
Guru bisa menyiapkan
video demonstrasi di depan kelas, guru juga bisa memanfaatkan benda aktual
untuk demonstrasi. Seperti cara berwudhu, guru bisa menampilkan video ataupun
seorang guru mempraktikan cara berwudhu terhadap siswa.
3. Latihan
dan praktik
Dalam latihan dan
praktik, para pemelajar dibimbing melewati serangkaian latihan praktis yang
dirancang untuk menyegarkan kembali atau meningkatkan penguasaan pengetahuan
konten spesifik atau sebuah keterampilan baru.
Latihan dan praktik
biasanya digunakan untuk mata pelajaran matematika, belajar bahasa ataupun
untuk mengembangkan bahasa asing. Media dan sistem pengajaran biasanya bagus
diterapkan untuk media latihan dan praktiknya. Seperti kaset audio, kartu
flash, dan worksheet dapat digunakan secara efektif untuk latihan dan praktik,
untuk pelajaran mengeja, aritmatika, dan bahasa.
4.
Tutorial
Dalam tutorial, seorang
tutor menyajikan konten, mengajukan pertanyan, meminta respons dari pemelajar,
menganalisis respons tersebut, memberikan umpan balik, dan memberikan praktik
hingga para pembelajar menunjukkan level dasar kompetensi.
Perbedaan antara
tutorial dan latihan dan praktik adalah bahwa tutorial memperkenalkan dan
mengajarkan materi baru, sementara latihan dan praktik fokus pada konten yang
diajarkan dalam format lainnya. Para siswa seringkali bekerja mandiri atau satu
lawan satu dengan seseorang saat mereka diberikan paket kumpulan kecil informasi
yang dirancang untuk dibentuk menjadi sekumpulan pengetahuan dan praktik dengan
umpan balik.
Guru
dapat mempertimbangkan menggunakan teknologi dan media sebagai cara
menyampaikan tutorial. Pelaksanaan tutorial meliputi instruktur ke pemelajar,
pemelajar ke pemelajar (misalnya, pemberian tutorial dengan sesama rekan atau
pusat belajar), komputer ke pemelajar (misalnya, peranti lunak tutorial yang
dibantu komputer) dan cetakan ke pemelajar. Komputer secara khusus dibuat untuk
menjalankan peran tutor karena kemampuannya menyampaikan menu respon yang
kompleks terhadap berbagai masukan yang berbeda dari para siswa.
5.
Diskusi
Diskusi adalah
pertukaran gagasan dan opini diantara para siswa atau guru. Diskusi bisa
digunakan dalam tahap pembelajaran dan pengajaran apapun, bisa dengan membagi
kelompok kecil maupun kelompok besar. Strategi ini merupakan cara yang
bermanfaat dalam mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari sekelompok
siswa sebelum mengakhiri tujuan pengajaran, terutama ketika memperkenalkan
topik baru atau pada permulaan tahun ajaran baru ketika guru belum memahami
para siswa.
Menampilkan sebuah
video bisa memberikan pengalaman umum dan jika menampilkan isu yang tepat
memberikan sesuatu untuk didiskusikan. Dengan mengarahkan diskusi menuju
hasil-hasil belajar, mungkin bahwa para siswa akan menentukan sendiri kebutuhan
untuk mempelajari lebih jauh tentang topik tersebut sebelum mereka bisa
sepenuhnya berpartisipasi dalam sebuah diskusi.
2.3 Dampak Pengajaran dengan Memadukan Teknologi dan
Media
Pengajaran yang memadukan teknologi
dan media banyak mendapatkan keuntungan pada saat proses pembelajaran khususnya
pada mata pelajaran yang materinya padat. Dampak positif dari penggunaan
strategi pengajaran dengan memadukan teknologi dan media dapat diuraikan
sebagai berikut:
1.
Penyampaian
pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengarkan
penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Penggunaan media pada proses
pembelajaran akan lebih memperkecil kemungkinan perbedaan tafsiran isi
pelajaran oleh para guru, sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada
siswa.
2.
Pembelajaran
bias lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan
membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan,
daya tarik image yang berubah-rubah, penggunaan efek khusus yang dapat
menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa siswa tertawa dan berpikir, yang
kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan
minat.
3.
Pelajaran
menjadi lebih interaktif dengan diterafkan teori belajar dan perinsip-prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan
penguatan.
4.
Lama
waktu pembelajaran dapat disingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan
waktu singkat untuk menyampaikan materi-materi yang cukup banyak dan
kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5.
Kualitas
hasil belajar dapat ditingkatkan bila perpaduan antara kata da gambar sebagai
media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara
yang terorganisasi dengan baik, spesifik, dan jelas.
6.
Pembelajaran
dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika
media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7.
Sikap
positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari
dan terhadap proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
8.
Peran
guru dapat berubah kea arah yang positif, beban guru dalam menjelaskan secara
berulang-ulang dapat dikurangi. Sehingga guru dapat memusatkan perhatian siswa
untuk membimbing siswa (Arsyad, 2015:25-27).
Selanjutnya dijelaskan
pula manfaat media dan teknomogi dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
1.
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbalistis ( dalam bentuk
kata kata )
2.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu
dan daya inderawi, seperti objek yang terlalu besar, objek yang kecil, gerak
yang terlalu lambat atau terlalu cepat, kejadian yang terjadi di masa lalu,
objek yang terlalu kompleks, atau konsep yang terlalu luas.
3.
Mengatasi sikap pasif anak didik
dengan penggunaan media yang tepat dan bervariasi.
4.
Memberikan perangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman, menimbulkan persepsi yang sama diantara anak didik,
karena perbedaan latar belakang guru dan siswa yang berbeda mengakibatkan
sulitnya menyamakan persepsi anak didik mengenai suatu konsep jika tidak
menggunakan media pendidikan.
5.
Membangkitakan ide-ide atau
gagasan-gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurang kesalahpahaman
siswa dalam mempelajarinya.
7.
Memberikan pengalaman-pengalaman
nyata yang merangsang aktivitas diri sendiri untuk belajar.
8.
Dapat mengembangkan jalan pikiran
yang berkelanjutan.
9.
Menyediakan pengalaman-pengalaman
yang tidak mudah didapat melalui materi-materi yang lain dan menjadikan proses
belajar mendalam dan beragam.
10.
Penyampaian pelajaran menjadi lebih
baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media
menerima pesan yang sama.
11.
engajaran bisa lebih menarik. Media
dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga
dan memperhatikan.
12.
Pembelajaran menjadi lebih
interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis
yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
13.
Lama waktu pengajaran yang
diperlukan dapat dipersingkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran
dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
14.
Kualitas hasil belajar dapat
ditingkatkan
15.
Pengajaran dapat diberikan kapan dan
dimana diinginkan.
16.
Sikap positif siswa terhadap apa
yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
17.
Peran guru dapat berubah kearah yang
lebih positif,dalam proses belajar mengajar.
Dampak teknologi dan
media dalam pengajaran sangat berpengaruh terhadap siswa, melalui strategi ini
akan memberikan pengalaman baru
kepada siswa dengan konsep yang masih bersifat abstrak, menambah motivasi
belajar, menambah semangat belajar, dan mempertinggi daya serap belajar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi pengajaran
dengan memadukan teknologi dan media dalam
merencanakan cara pengajaran kepada anak didik sebelum melaksanakan
pembelajaran dengan materi yang memfokuskan tingkat pembelajaran dengan
menggunakan media, teori dan sumber teknologi sebagai fasilitas dari proses
pembelajaran, serta meningkatkan efektifitas pengajar, dan peserta didik.
Jenis strategi-strategi
pengajaran di kelas dengan memadukan teknologi dan media selama proses
pembelajaran berlangsung, adapun jenisnya yaitu presentasi, demonstrasi,
latihan dan praktik, tutorial, serta diskusi.
Dampak teknologi dan
media dalam pengajaran sangat berpengaruh terhadap siswa, melalui strategi ini
akan memberikan pengalaman baru
kepada siswa dengan konsep yang masih bersifat abstrak, menambah motivasi
belajar, menambah semangat belajar, dan mempertinggi daya serap belajar.
3.2
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, dapat disarankan
beberapa hal sebagai berikut:
- Kepada pendidik diharapkan agar memanfaatkan pengajaran dengan memadukan teknologi dan media.
- Kepada mahasiswa pendidikan agar mempelajari lebih jauh tentang pengajaran dengan memadukan teknologi dan media.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Azhar. dkk. 2003. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arsyad,
Azhar. dkk. 2015. Media Pembelajaran (cetakan
ke-15). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Deni,
Darmawan. Teknologi Pembelajaran.
2012. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Gulo,
W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana.
http://ictcommunity.multiply.com/journal/item/17/,
(diakses tanggal 12 Maret 2016, jam 09.50 Wita).
http://meydahs.blogspot.co.id/2015/03/strategi-strategi-pengajaran-memadukan.html
(diakses tanggal 12 Maret 2016, jam 09.45 Wita).
Prasojo,
Lantip Diat. Riyanto. 2011. Teknologi
Informasi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media.
Sadiman,
Arief S. 2010. Media Pendidikan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Sudarsana,
I. K. (2014). PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN
AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus
Sekolah di Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar.
Sudarsana,
I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN
SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari
2015), 1-14.
Sudarsana,
I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE
SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2),
217-230.
Sudarsana,
I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING:
POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di
Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53.
Sudjana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Tim
Penyusun. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Phoenix.
Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours
BalasHapusOver 160 thousand men and women are losing weight with a simple and secret "water hack" to burn 2lbs each and every night while they sleep.
It is very simple and it works every time.
Here are the easy steps for this hack:
1) Grab a drinking glass and fill it up with water half glass
2) Proceed to do this crazy hack
and be 2lbs skinnier as soon as tomorrow!